Pendahuluan

Sebuah tim Agile Software Development bisa disebut Scrum Team, Squad, Development Team, atau team saja.

Ada tim yang jumlahnya besar dan ada yang jumlah sedikit.

Dan pertanyaan biasanya akan muncul mengenai seberapa besar atau seberapa kecil kah sebuah tim ?


Tim


Ukuran sebuah tim Agile Software Development bisa bermacam-macam.

Dari yang Singe Fighter, 3 orang saja, atau bahkan sampai puluhan orang dalam satu tim.

Tetapi sejatinya sebuah tim Software Development, terdiri dari :

  • Product Owner
  • Scrum Master
  • Backend Engineer
  • DevOps Engineer
  • Designer/UX Engineer
  • Frontend Engineer
  • FullStack Engineer
  • QA Engineer
  • Business Analyst
  • Solution Architect
  • dll.

Waaw, 10 orang dalam satu tim.

Tetapi tentu saja tidak semudah itu.

Tidak semua tim misalnya butuh semua Skillset diatas.

Hal ini tentunya tergantung misalnya dari :

  • Kompleksitas dari product/project .
  • Budget dari tim.
  • Scope dari product/project.
  • Tingkat cross-functionality dari tim.
  • Tahapan perkembangan tim, seperti yang saya bahas di Tahapan Perkembangan Tim.
  • Tingkat komunikasi dari anggota tim.
  • Kemampuan skill dari tiap individu di tim tersebut.
  • dll.

Sebuah tim merupakan kumpulan manusia, yang kompleksitasnya sebenarnya tidak hanya diukur dengan angka saja, tetapi juga dengan kualitasnya.

Termasuk di dalamnya untuk menentukan jumlah anggota tim.


Pendekatan awal


Di beberapa panduan, misalnya di Scrum Guide, disarankan bahwa sebuah tim itu terdiri dari 10 orang atau kurang.

Dari Scrum Guide misalnya dinyatakan bahwa :

The Scrum Team is small enough to remain nimble and large enough to complete significant work within a Sprint, typically 10 or fewer people

terjemahan bebas

Tim Scrum itu mesti cukup kecil agar bisa tetap lincah, dan mesti cukup besar agar bisa menyelesaikan pekerjaan yang cukup berarti di dalam sebuah Sprint. Biasanya sekitar 10 atau kurang.

Dengan cara diatas, maka ada beberapa kasus, misalnya :

  • Bagaimana kalau timnya besar, lebih dari 11 , tetapi komunikasi nya tidak berjalan lancar antara anggota tim ?
  • Bagaimana kalau timnya cukup kecil, kurang dari 5, komunikasinya lancar, tetapi selalu keteteran ketika mau menyelesaikan tugas yang berarti di sebuah Sprint ?
  • Bagaimana kalau ternyata timnya cuma 3, komunikasi lancar, dan selalu menyelesaikan tugas yang berarti di tiap Sprint nya ? Karena bisa saja produknya tidak berkembang cepat.
  • dll.

Nah kita lihat bahwa banyak faktor yang menentukan cukup kecil atau cukup besarnya sebuah tim.

Tidak bijak ketika akhirnya kita menilai besar kecilnya sebuah tim dari jumlah angka saja.


Pendekatan Psikologis


Akan tetapi memang ada penelitian mengenai kapasitas dari koneksi kita dengan orang lain, kemampuan kita memproses informasi dalam satu waktu, dan juga kapasitas memori kita dalam memproses informasi diatas.

Seperti misalnya :

Secara psikologis, kita mempunyai keterbatasan dalam hal kapasitas koneksi dengan orang lain, pemrosesan informasi, kapasitas otak, dll yang tentunya berefek dengan jumlah anggota dalam sebuah tim.

Semakin banyak anggota dalam tim, maka kita harus menjaga komunikasi efektif diantara anggota tim agar tim tetap produktif.

Katakanlah misalnya ada N anggota tim, maka tentunya ada kebutuhan untuk menjaga komunikasi (N * (N-1) / 2 ) sebagai kombinasi nya.

Katakanlah ada 8 orang, maka ada 8 * 7 / 2 = 28 komunikasi yang “sebaiknya” dijaga agar tim bisa efektif.

Tetapi hal itu tentunya juga menghabiskan waktu.

Oleh karenanya kembali lagi ke banyak faktor yang disebutkan diatas.

Jumlah anggota tim tidak hanya dilihat dari angkanya saja, tetapi juga dari kualitasnya .


Jadi ?


Jadi ukuran sebuah tim adalah relatif tergantung dari banyak hal diatas.

Dengan tujuan tentunya agar sebuah tim bisa efektif dalam mendeliver sebuah value (kalau di Agile)

Kalau saya definisikan secara lebih lengkap, maka jumlah anggota sebuah tim mestinya :

jumlah anggota tim dimana setiap orang secara alami merasakan pengetahuan nya, motivasi nya, dan fokus nya bisa berkolaborasi secara efektif dengan anggota tim lain secara mudah. Sehingga performa dan kreativitas tim berkembang dengan baik.

Itu saja..