Hero dalam Tim - Part 1
Pendahuluan
Di dalam sebuah Tim, akan ada namanya seseorang yang biasanya menjadi Hero.
Hero..iya itu pahlawan dalam sebuah tim, yang biasanya akan menjadi garda terdepan ketika sebuah tim sedang dalam kesulitan besar.
Yang selalu akan muncul menampakkan diri ketika permasalahan terjadi, siap menunjukkan kepada semua orang bahwa dirinya adalah individu yang capable, dan bisa menjadi andalan tim ketika sebuah masalah melanda tim.
Komitmen dan kerja kerasnya luar biasa, bahkan sampai bekerja diluar jam kerja atau diluar tugas utamanya.
Aksinya adalah dengan melindungi tim dari apapun yang sulit, mengancam, ataupun tantangan dari luar.
Dia tidak ingin timnya menjadi buruk, karena kalau buruk maka namanya juga sebagai Hero akan tercoreng.
Posisi ini biasanya kita lihat di posisi mana saja, seperti Project Manager, Senior Developer, Scrum Master, Leader, Developer, dll.
Keinginannya sebenarnya mulia. Membantu menyelesaikan masalah yang mengancam dan mengganggu tim.
Hero ini biasanya akan dibutuhkan oleh manajemen ketika sebuah permasalahan di dalam tim butuh solusi cepat dan genting.
Hero ini biasanya merupakan orang yang paling senior dalam tim, atau paling pintar, yang telah berada di dalam tim semenjak hari pertama tim nya dibentuk.
Manajemen akan sangat suka sekali dengan tipikal karyawan seperti ini.
Kenapa Hero ini bisa muncul di dalam tim ?
Karena kita membahas tentang Tim, maka secara umum kalau kita kategorikan, maka ada 4 penyebab ketika seseorang itu menjadi Hero dalam sebuah tim :
-
Ketika cuma dia satu-satunya yang tersisa untuk menangani masalah di tim tersebut. Bisa jadi karena orang yang sedikit, atau posisi yang tidak ada pengganti di timnya. Istilahnya ini adalah dia sebagai Hero terpaksa. Tiba-tiba jadi Hero. Walaupun ini boleh dibilang bukan tim lagi sih ini.
-
Kesenjangan pengetahuan dan kemampuan di dalam tim. Di sebuah tim, ada kalanya terjadi ketimpangan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan diantara anggota Tim. Anggota tim yang senior biasanya akan menjadi Hero dalam timnya karena paling tahu, paling berpengalaman, dan paling punya skill terkait proyek di tim tersebut. Kerja keras dan komitmennya secara lambat laun menempatkan dirinya sebagai orang yang paling dibutuhkan untuk menyelamatkan tim. Tipikal Hero ini lambat laun bisa menjadi pusat pengetahuan, penentu keputusan, dan juga penyelamat ketika situasi genting terjadi.
-
Kemungkinan lain, dari dalam diri sendiri, bisa jadi orang itu mempunyai sifat Saviour Complex yang berlebihan, yaitu kecenderungan untuk menolong orang, bahkan dengan mengorbankan diri sendiri, terlalu berinisiatif untuk menolong orang lain, yang ujung-ujungnya biasanya berharap orang lain berubah sesuai dengan keinginan dirinya.
-
Karena faktor lingkungan atau faktor dari luar, seperti budaya harus show off untuk tujuan promosi jabatan yang hanya bisa dicapai dengan cara menjadi Hero dan tampil kedepan. Atau persaingan untuk tetap dianggap berprestasi di tim, dll. Atau bisa juga sebagai daya tawar posisi di kemudian hari. Atau juga bisa juga karena management membuat sistem kompetisi antara anggota tim di dalam tim sendiri. Istilahnya Hero ini adalah Hero dengan udang dibalik bakwan.
Keempat penyebab diatas umum terjadi di tim manapun.
Batasan seorang Hero
Ingat ya ini kasusnya adalah orang yang berperilaku sebagai Hero.
Dan kasus ini ketika orang tersebut adalah anggota dari sebuah tim, atau dia sebenarnya bukan anggota tim tapi berusaha seolah-olah menjadi anggota tim.
Jadi kalau orang tersebut terpisah dari tim, maka itu adalah kasus yang lain.
Kita definisikan lagi :
Hero maksudnya disini adalah anggota tim yang mendominasi timnya baik sadar atau tidak sadar, sehingga beban tim itu terletak di pundaknya dengan porsi yang sangat besar, dan diluar dari posisi dan rolenya.
Jadi kita akan kesampingkan orang yang memang kerjaannya sesuai dengan posisi dan rolenya.
Lho ini kok jadi masalah ? its OK kan menjadi Hero dalam sebuah Tim ?
Yaa, tentu saja OK dari sisi pribadi orang tersebut.
Apalagi kasusnya :
- hanya orang tersebut tersisa dalam menyelesaikan masalah.
- memang role dan posisinya mensyaratkan hal tersebut.
Tetapi kalau diluar hal diatas, maka secara umum akan mengganggu sebuah tim, misalnya :
-
Kalau Hero dalam tim ini terlalu dominan, maka Empowerment / permberdayaan / pengembangan kemampuan terhadap anggota tim yang lain akan tidak efektif. Potensi yang bisa digali dari anggota tim yang lain mungkin akan terhalang atau tersembunyi karena terlalu dominannya Hero ini.
-
Hero ini menjadi ilusi dari produktifitas tim. Sebuah tim adalah kelompok orang yang bekerja bersama untuk kepentingan bersama. Kemampuan tim dihitung dari rata-rata kemampuan anggota tim, bukan dari seseorang saja.
-
Terjadi ketimpangan psikologi dalam tim. Hero ini bisa saja akan mempunyai kebanggaan diri yang tinggi. Terkadang menempatkan ego dirinya diatas kolega anggota tim lainnya. Ini berakibat kepada munculnya Superior Complex bagi Hero, atau Inferior Complex bagi anggota tim lainnya.
Kita lanjut ke part 2